Pernah dengar tak, tentang Nabi Yusya?
Nabi Yusya tidak tergolong dalam 25 rasul yang kita perlu beriman dengannya, tetapi Yusya AS ada sumbangan yang besar dalam sejarah Islam. Jom belajar serba sedikit tentang kisah Nabi Yusya lengkap.
Isi Kandungan
Nabi Yusya dalam Al-Quran
Allah menyebutnya di dalam Al-Qur’an, namun tidak menyebut namanya secara jelas, tepatnya dalam kisah Nabi Khidir, seperti telah disebutkan sebelumnya dalam firman Allah,
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya.” (Al-Kahfi: 60)
“Maka ketika mereka telah melewati (tempat itu), Musa berkata kepada pembantunya. (Al-Kahfi: 62)
Pembantu Nabi Musa di sini, merujuk kepada Yusya bin Nun.
Nabi Yusya Panglima Perang
Sebelum kewafatan Nabi Musa, Allah SWT telah memerintahkan Musa untuk membahagikan Bani Israel kepada 12 kabilah dan melantik pemimpin untuk setiap satu daripadanya. Firman Allah SWT:
Dan demi sesungguhnya! Allah telah mengambil perjanjian setia Bani Israil (supaya mereka menjunjung perintahNya dan menjauhi laranganNya), dan Kami telah utuskan dari kalangan mereka dua belas ketua (untuk memimpin golongan masing-masing); dan Allah berfirman (kepada mereka): “Bahawa Aku adalah beserta kamu (memerhati segala-galanya). (al-Maidah: 12)
Cara Pemilihan Tentera
Kemudian di dalam hadits diuraikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang persiapan perang suci tersebut.
”Salah satu dari Nabi telah melakukan perang suci. Ia berkata kepada kaumnya: ‘Barangsiapa yang telah menikahi seorang perempuan dan berkehendak untuk bercampur dengannya namun belum terlaksana; lalu mereka yang sedang membangun rumah namun belum menegakkan atap rumahnya; juga mereka yang telah membeli kambing-kambing dan unta-unta yang hamil dan menunggu kelahirannya, mereka itu tidak akan ikut (untuk berperang) bersamaku.” (HR Muslim)
Nabi Yusya’ mempersyaratkan bahwa mereka yang ikut berperang bersamanya adalah mereka yang tidak terikat hatinya kepada keduniaan. Karena bukanlah kuantiti askar yang dicari, yang utama ialah kualiti dan keikhlasan.
Maka bergeraklah pasukan perang ini ke Baitul Maqdis, Ibnu Ishaq menyatakan, bahwa yang menaklukkan Baitul Maqdis adalah Musa. Ibn Kathir berpendapat bahawa yang benar adalah Yusya’ bin Nun, ia berada di barisan depan pasukan Bani Israil. Di tengah perjalanan menuju Baitul Maqdis, terjadilah kisah Bal’am bin Baura yang disebut dalam al-Quran di Surah al-A’raf ayat 175-177.
Nabi Yusya Menahan Matahari
Ahli kitab dan kalangan ahli sejarah menyebutkan, Yusya’ membawa Bani Israil mengarungi sungai Urdun dan menepi di Ariha(atau dikenali sebagai Jericho). Ariha adalah kota dengan benteng paling kuat, bangunan- bangunan paling tinggi, dan penduduk paling banyak. Yusya’ kemudian mengepung kota ini selama enam bulan.
Suatu hari, mereka mengepung dan menghantam kota ini dengan tanduk-tanduk binatang, mereka semua bertakbir serentak, hingga benteng-benteng kota ini rusak dan runtuh, mereka kemudian masuk dan mengambil rampasan-rampasan perang yang ada di dalamnya, mereka membunuh 12.000 lelaki dan wanita. Mereka memerangi banyak sekali raja. Menurut salah satu sumber, Yusya’ berhasil mengalahkan 31 raja- raja Syam.
Ahli kitab menyebutkan, pengepungan Yusya’ berakhir pada hari Jum’at selepas Ashar. Saat matahari terbenam atau hampir terbenam,
Maka ia pun memandang matahari petang itu, dan memohon kepada Allah,
إِنَّكِ مَأْمُورَةٌ وَأَنَا مَأْمُورٌ، اللَّهُمَّ احْبِسْهَا عَلَيْنَا فَحُبِسَتْ
Artinya: “Sesungguhnya engkau matahari adalah makhluk yang mendapat perintah dari Allah. Aku pun juga makhluk yang diperintah oleh Allah. Ya Allah, tahanlah sebentar matahari ini.” (HR Ahmad).
Mengapa Nabi Yusya berdoa menahan matahari pada hari Jumaat itu?
Ini kerana pada hari Sabtu, merupakan hari beribadat untuk Bani Israel dan diharamkan berperang, maka dia harus mundur dari kota itu sebelum merebutnya, dan ini berarti memberi peluang kepada penduduk kota untuk memperkuat pasukannya, memperbaiki benteng-bentengnya dan menambah kekuatan senjatanya
Ini dikira salah satu mukjizat Nabi Yusya, terdapat hadith berkenaan ini :
Daripada Abu Hurairah, ia berkata, ‘Rasulullah bersabda, ‘Sungguh, matahari tidak pernah ditahan untuk seorang pun, kecuali untuk Yusya’ selama beberapa hari ia berjalan menuju Baitul Maqdis’.”
Nabi Yusya Menakluk Baitul Maqdis
Kemudian Allah memerintahkan Bani Israil cara untuk memasuki Baitul Maqis dengan penuh kesyukuran iaitu dalam posisi ruku’ dengan khusyu’ dan memohon ampunan Allah.
Dan (ingatlah) ketika dikatakan kepada mereka: “Tinggalah dalam bandar ini dan makanlah dari makanannya apa sahaja yang kamu sukai, dan berdoalah dengan berkata: ` (Wahai Tuhan kami), gugurkanlah (dosa kami) ‘, dan masuklah melalui pintu (bandar) itu dengan tunduk merendah diri, supaya Kami mengampunkan dosa-dosa kamu. Kami akan menambah (balasan) bagi orang-orang yang berbuat kebaikan”. (al-A’raf: 161)
Namun Bani Israel sombong dan mengingkari perintah Tuhan,
Allah menyebutkan, sebagai hukuman atas pelanggaran ini, Allah menurunkan petaka dari langit,
Maka orang-orang yang zalim di antara mereka menukarkan perintah itu dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka. Oleh itu, Kami turunkan azab dari langit menimpa mereka, dengan sebab kezaliman yang mereka lakukan. (al-A’raf: 162)
Iaitu penyakit tha’un, seperti disebutkan dalam kitab Shahîhain
Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Sungguh, penyakit ini (tha’un) merupakan petaka, yang dengannya sebagian umat sebelum kalian disiksa.”
Berikut serba sedikit tentang kisah hidup Nabi Yusya Bin Nun, penerus dakwah Nabi Musa, penakluk Baitul Maqdis, dan matahari berhenti untuknya atas izin Allah SWT.
Wallahua’lam