Maryam Binti Imran, Ibu Nabi Isa

Izuan
maryam

Maryam a.s ialah seorang wanita yang solehah dan mulia berasal daripada keluarga Imran. Ibu kepada Nabi Isa al-Masih. Bahkan dalam al-Quran terdapat satu surah khusus yang dinamakan Surah Maryam.

Pengenalan

Dia merupakan hamba Allah yang terpilih untuk menggunakan hidupnya untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT. Seperti firmanNya:

(Ingatlah) ketika isteri Imran berkata:” Tuhanku! Sesungguhnya aku nazarkan kepadaMu anak yang ada dalam kandunganku sebagai seorang yang bebas (dari segala urusan dunia untuk berkhidmat kepadaMu semata-mata), maka terimalah nazarku; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.”

Maka apabila ia melahirkannya, berkatalah ia: “Wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku telah melahirkan seorang anak perempuan (sedang yang aku harap-harapkan ialah anak lelaki), – dan Allah memang mengetahui akan apa yang dilahirkannya itu – dan memanglah tidak sama anak lelaki dengan anak perempuan; dan bahawasanya aku telah menamakannya Maryam, dan aku melindungi dia dengan peliharaanMu, demikian juga zuriat keturunannya, dari godaan syaitan yang kena rejam (yang dikutuk dan disingkirkan)”.

(Surah Ali ‘Imran: 35-36)

Nama dan Nasab

Maryam binti Imran merupakan keturunan Nabi Daud. Ayah Maryam, Imran merupakan orang soleh pada zaman itu, begitu juga isterinya. Keluarga Imran disebut dalam al-Quran dengan Aali Imran, dan ada satu surah yang dinamakan Ali ‘Imran. Dalam agama Kristian, namanya dipanggil Mary.

Maryam dijaga oleh Nabi Zakaria

Maka ia (Maryam yang dinazarkan oleh ibunya) diterima oleh Tuhannya dengan penerimaan yang baik, dan dibesarkannya dengan didikan yang baik, serta diserahkannya untuk dipelihara oleh Nabi Zakaria. (Ali ‘Imran: 37)

Nabi Zakaria berjaya menjadi pengasuh Maryam melalui undian.

Allah berfirman, “Dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakariya,” yaitu karena ia menang undian, seperti yang Allah sampaikan di ayat, “Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), padahal engkau tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan pena mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan engkau pun tidak bersama mereka ketika mereka bertengkar.” (Âli ‘Imrân: 44).

Para ahli tafsir menyebutkan, masing-masing di antara mereka melemparkan pena yang dikenali milik siapa. Pena-pena itu kemudian mereka bawa lalu mereka letakkan di suatu tempat, mereka kemudian menyuruh anak kecil yang belum baligh untuk mengambil salah satunya. Dan yang diambil adalah pena milik Zakariya. Mereka meminta untuk dibuat undian lagi. Semua pena dilemparkan ke sungai, lalu siapa yang penanya hanyut melawan arus, dialah pemenangnya. Mereka melakukan undian tersebut, lalu pena Zakariya-lah yang hanyut melawan arus, sementara pena yang lainnya hanyut bersama aliran air. Mereka kembali meminta Zakariya untuk membuat undian lagi. Siapa di antara mereka yang penanya hanyut mengikuti arus sementara pena lainnya hanyut melawan arus, dialah yang menang. Mereka menjalankan undian tersebut, dan Zakariya juga pemenangnya. Ia akhirnya menjaga Maryam, kerana memang dialah yang paling berhak mengasuhnya.

Maryam Tekun Beribadah

Allah berfirman, “Setiap kali Zakariya masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, ‘Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?’ Dia (Maryam) menjawab, ‘Itu dari Allah.’ Sesungguhnya, Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan’.” Para mufassir menyebutkan, Zakaria menempatkan Maryam di sebuah tempat mulia di Masjid, hanya dia saja yang memasuki tempat itu.

Di sana, Maryam beribadah kepada Allah dan menjalankan kewajiban mengurus Masjid ketika gilirannya tiba. Ia beribadah siang dan malam di sana, hingga menjadi ikon ahli ibadah di kalangan Bani Israil, berita tentang sifat mulianya tersebar luas, hingga setiap kali Nabi Zakariya memasuki tempat ibadahnya, ia mendapati rezeki aneh tidak pada musimnya. Ia mendapati buah-buahan musim panas saat musim dingin, dan buah-buahan musim dingin saat musim panas. Ia kemudian bertanya padanya, “Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.’ Sesungguhnya, Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan’.”

Kelebihan Maryam

Diangkat Darjat oleh Allah

Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika malaikat berkata: “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, dan mensucikanmu, dan telah memilihmu (beroleh kemuliaan) melebihi perempuan-perempuan seluruh alam (yang sezaman denganmu). (Ali Imran: 42)

Imam Ahmad menuturkan, “Abdurrazzaq bercerita kepada kami, Ma’mar memberitakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas, ia berkata, ‘Rasulullah bersabda, ‘Cukuplah bagimu empat wanita di antara wanita seluruh alam (yang mencapai tingkat kesempurnaan untuk dijadikan teladan); Maryam binti Imran, Asia istri Fir’aun, Khadijah binti Khuwailid, dan Fathimah binti Muhammad’.”

Dikurniakan Isa a.s

(Ingatlah) ketika malaikat berkata: “Wahai Maryam! Bahawasanya Allah memberikan khabar yang mengembirakanmu, dengan (mengurniakan seorang anak yang engkau akan kandungkan semata-mata dengan) Kalimah daripada Allah, nama anak itu: Al-Masih, Isa Ibni Maryam, seorang yang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan ia juga dari orang-orang yang didampingkan (diberi kemuliaan di sisi Allah). (Ali Imran: 45)

Satu-satunya wanita dalam sejarah dunia yang melahirkan anak tanpa ayah.

Mendapat Makanan daripada Tuhan

Tiap-tiap kali Nabi Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia dapati rezeki (buah-buahanan yang luar biasa) di sisinya. Nabi Zakaria bertanya: “Wahai Maryam dari mana engkau dapati (buah-buahan) ini?” Maryam menjawab; “Ialah dari Allah, sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada sesiapa yang dikehendakiNya dengan tidak dikira”. (Ali Imran: 37)

Wallahua’lam

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
Lihat Komen Sebelum Ini