Pernah dengar tak tentang dua putera Nabi Adam yang bernama Qabil dan Habil?
Mari kita mulakan kisah ini dengan firman Allah SWT,
Dan bacakanlah (wahai Muhammad) kepada mereka kisah (mengenai) dua orang anak Adam (Habil dan Qabil) yang berlaku dengan sebenarnya, iaitu ketika mereka berdua mempersembahkan satu persembahan korban (untuk mendampingkan diri kepada Allah). Lalu diterima korban salah seorang di antaranya (Habil), dan tidak diterima (korban) dari yang lain (Qabil). Berkata (Qabil):” Sesungguhnya aku akan membunuhmu!”. (Habil) menjawab: “Hanyasanya Allah menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa; (al-Maidah: 27)
Siapa Qabil dan Habil?
Setelah Adam dan Hawa diturunkan ke bumi, dikatakan setiap kali mengandung, Hawa akan melahirkan sepasang anak iaitu seorang lelaki dan seorang perempuan. Pada waktu itu, anak Adam dibenarkan untuk berkahwin sesama mereka. Adam a.s ingin menjodohkan Habil dengan saudara perempuan Qabil yang cantik jelita, manakala Qabil pula dijodohkan dengan saudara perempuan Habil. Tetapi Qabil menolak kerana dia lebih suka saudara prempuannya.
Adam kemudian menyuruh mereka menyediakan kurban.
Saat Qabil dan Habil mempersembahkan kurban, Habil mempersembahkan seekor kambing gemuk, karena ia memiliki banyak kambing. Sementara Qabil mempersembahkan seikat hasil tanaman yang buruk. Api kemudian turun dan memakan kurban Habil, sementara kurban milik Qabil dibiarkan. Qabil pun marah lalu berkata,
“Sungguh, aku akan membunuhmu agar tidak menikahi saudariku.’ Habil menyahut, ‘Sesungguhnya, Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa’.”
Kisah ini juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas melalui sejumlah jalur riwayat lain, dan Abdullah bin Amr. Abdullah bin Amr mengatakan, “Demi Allah, yang dibunuh (Habil) sebenarnya lebih kuat (dari Qabil). Hanya saja rasa berdosa mencegah Habil menggerakkan tangan untuk membunuh Qabil.”
Tragedi Qabil membunuh Habil
Rentetan daripada peristiwa korbannya tidak diterima, Qabil menyimpan dendam terhadap Habil.
Qabil marah saat itu dan memukulkan benda tumpul yang ia bawa hingga Habil meninggal dunia. Pendapat lain menyebutkan, Qabil membunuh Habil dengan sebongkah batu yang ia lemparkan ke kepala Habil saat sedang tidur hingga pecah. Pendapat berbeda menyatakan, Qabil mencekik Habil dengan keras dan menggigitnya seperti bintang buas, hingga Habil tewas.” Wallahu a’lam.
Kata-kata yang diucapkan Habil kepada Qabil saat ia diancam akan dibunuh, “Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Rabb seluruh alam,” menunjukkan akhlak yang baik, takut kepada Allah, dan menahan diri untuk membalas perlakuan serupa yang akan dilakukan saudaranya.
Maka nafsu jahat (Qabil) mendorongnya (sehingga ia tergamak) membunuh saudaranya, lalu ia membunuhnya. Oleh itu menjadilah dia dari golongan orang-orang yang rugi.(Al-Maidah: 31)
Habil Ditimbus Tanah
Setelah Habil meninggal dunia, Qabil membiarkan mayat itu kerana tidak tahu bagaimana cara mengurus orang mati. Allah mengilhamkan cara yang betul dengan mengutus burung gagak.
Kemudian Allah hantarkan seekor burung gagak (menyuruhnya) mengorek-ngorek di bumi supaya, diperlihatkan kepada (Qabil) bagaimana cara menimbus mayat saudaranya. (Qabil) berkata: “Wahai celakanya aku! Alangkah lemah serta bodohnya aku, aku tidak tahu berbuat seperti burung gagak ini, supaya aku dapat menimbuskan mayat saudaraku?”. Kerana itu menjadilah ia dari golongan orang-orang yang menyesal.(Al-Maidah: 32)
Wallahua’lam