Nabi Musa sebagai salah seorang Rasul Ulul Azmi mendapat penghormatan yang tinggi dalam Al-Quran dan Hadis.
Keistimewaan Musa a.s dalam Al-Quran
“Dan bacakanlah (wahai Muhammad) di dalam Kitab (Al-Quran) ini perihal Nabi Musa; sesungguhnya ia adalah orang pilihan, dan adalah ia seorang Rasul, lagi Nabi. Dan Kami telah menyerunya dari arah sebelah kanan Gunung Tursina, dan Kami dampingkan dia dengan diberi penghormatan berkata dengan Kami. Dan Kami kurniakan kepadanya dari rahmat Kami, saudaranya: Harun, yang juga berpangkat Nabi.” (Maryam: 51-53)
Allah berfirman: “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilihmu melebihi umat manusia (yang ada pada zamanmu), dengan membawa perutusanKu (Kitab Taurat) dan dengan KalamKu; oleh itu, terimalah apa yang Aku kurniakan kepadamu, dan jadikanlah dirimu dari orang-orang yang bersyukur”. (Al-A’raf: 144)
Dan (Kami telah mengutuskan) beberapa orang Rasul yang telah Kami ceritakan kepadamu dahulu sebelum ini, dan Rasul-rasul yang tidak Kami ceritakan hal mereka kepadamu. Dan Allah telah berkata-kata kepada Nabi Musa dengan kata-kata (secara langsung, tidak ada perantaraan). (An-Nisa: 164)
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (Yahudi) yang telah mencaci Nabi Musa, lalu Allah membersihkannya dari segala cacian yang mereka katakan; dan adalah dia seorang yang mulia di sisi Allah. (Al-Ahzab: 69)
Keistimewaan Musa a.s dalam Hadis
Disebutkan dalam kitab Shahihain dalam hadits-hadits isra’, Rasulullah melintas di hadapan Musa, ia tengah shalat di dalam kuburnya. (HR. Muslim dari Anas)
Disebutkan dalam kitab Shahihain dari riwayat Qatadah dari Anas dari Malik bin Sha’sha’ah75 dari Nabi beliau melintas di hadapan Musa pada malam isra’ di langit keenam, lalu Jibril berkata padanya, “Dia itu Musa.” Beliau kemudian mengucapkan salam padanya. Beliau menuturkan, “ku kemudian mengucapkan salam padanya, ia berkata, “Selamat datang nabi yang saleh dan saudara yang saleh.’ Setelah aku berlalu, ia menangis. Ia ditanya, ‘Kenapa kau menangis?’ Musa menjawab, ‘Aku menangis karena ada seorang pemuda diutus setelahku, umatnya yang masuk surga lebih banyak dari umatku yang masuk ke sana!”
Seluruh riwayat sepakat menyebutkan, setelah Allah mewajibkan 50 shalat dalam sehari semalam kepada Muhammad dan umatnya, beliau melintas di hadapan Musa lalu ia berkata, “Kembalilah kepada Rabb-mu dan mintakan keringanan untuk umatmu. Sungguh, aku pernah kesulitan menangani Bani Israil sebelummu, dan umatmu lebih lemah dari sisi pendengaran, penglihatan, dan hati.’ Beliau terus bolak-balik antara Musa dan Allah ‘Azza wa Jalla, dan setiap kali (balik menemui Allah) beliau diberi keringanan, hingga menjadi lima waktu sehari semalam. Allah berfirman, ‘Itu lima (shalat) dan (pahalanya) 50 (kali lipat)’,” maksudnya 50 kali lipatnya.
Sumber – Qososul Anbiya'(Kisah Para Nabi) karangan Ibn Kathir