Nabi Luth AS ialah putera dari Haran bin Tarah (هَارَان بن تَارَح). Beliau adalah anak saudara kepada Nabi Ibrahim AS. Dengan demikian, Ibrahim dan Haran adalah bersaudara. (Lihat Qasas al-Anbiya’, hlm. 307) Nabi Lut beriman dan mengikuti ajaran yang dibawa oleh bapa saudaranya Ibrahim.
Berkenaan perkara ini, Allah SWT berfirman:
فَآمَنَ لَهُ لُوطٌ ۘ وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَىٰ رَبِّي ۖ إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Maksudnya: Setelah itu Lut beriman kepadanya dan Nabi Ibrahim pun berkata: “Aku hendak berhijrah kepada TuhanKu, sesungguhnya Dia lah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana”.
Surah al-Ankabut (26)
Beliau beriman kepada Nabi Ibrahim AS dan mendapat petunjuk melalui perantaranya, lalu Allah SWT mengutusnya untuk berdakwah kepada penduduk Sodom yang pada saat itu merupakan sebuah kampung di Jordan. (Lihat Dakwatu Tauhid oleh Muhammad Khalil Haras, hlm. 137)
Isi Kandungan
Siapa Kaum Sodom atau Kaum Lut?
Ibn Kathir dalam kitabnya al-Bidayah wa al-Nihayah (1/203) menyebut: “Mereka melakukan dosa yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari bani Adam, iaitu seorang lelaki menggauli lelaki dan enggan berkahwin dengan wanita yang Allah jadikan untuk orang-orang soleh.”
Maksudnya: Dan Nabi Lut juga (Kami utuskan). Ingatlah ketika ia berkata kepada kaumnya: “Patutkah kamu melakukan perbuatan yang keji, yang tidak pernah dilakukan oleh seorang pun dari penduduk alam ini sebelum kamu? “Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk memuaskan nafsu syahwat kamu dengan meninggalkan perempuan, bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”.
Selain dikenali dengan kaum yang gemar melakukan hubungan sejenis seperti gay dan lesbian, mereka mempunyai akhlak yang buruk dan tidak bermoral. Setiap orang yang lalu di kawasan mereka pasti akan dikacau atau dirampas hartanya.
Sesungguhnya kaum Lut melakukan banyak dosa selain kesalahan seksual, antaranya:
- Mereka saling menzalimi antara sesama sendiri
- Mereka memaki hamun antara sesama sendiri
- Mereka memakai pakaian yang bercelup
- Mereka suka melagakan ayam jantan
- Mereka suka melagakan kibasy
- Lelaki mereka melumuri jari-jari mereka dengan inai
- Lelaki mereka suka memakai pakaian perempuan
- Perempuan mereka suka memakai pakaian lelaki
- Mereka mengenakan cukai kepada yang lalu di kawasan mereka
- Mereka juga syirik kepada Allah
- Merekalah golongan yang pertama di muka bumi ini yang melakukan liwat dan lesbian.
Dakwah Nabi Luth
Nabi Luth menyeru kaumnya menyembah Allah Tuhan Yang Esa. Menegur kaumnya meninggalkan perbuatan keji seperti hubungan sejenis dan perbuatan jahat yang lain. Tetapi mereka berkeras kepala malahan menyuruh Nabi Luth keluar dari kawasan itu.
Maka tidak lain jawaban kaumnya, melainkan mengatakan, “Usirlah Lūṭ beserta keluarganya dari negerimu karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih.
Betapa sesatnya mereka sehinggakan berani mencabar Tuhan agar menurunkan azab. Dalam hal ini, mereka ibarat binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Maka turunlah ayat Quran tentang ini:
Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.
Allah Mengutus Malaikat kepada Kaum Lut
Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Lūṭ, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan merek, dan dia berkata, “Ini adalah hari yang amat sulit .
Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Muhammad bin Ishaq berkata: “Sangat berat ujiannya,” kerana Luth mengetahui betapa berat harus melindungi para tamunya malam tersebut dari gangguan kaumnya sebagaimana yang mereka lakukan kepada selain mereka. Kaum Luth telah membuat perjanjian kepadanya untuk tidak menerima seorang tetamu pun. Namun, Luth melihat sesuatu yang tidak mungkin dielakkan.
Ketika datang ke Sadum, para malaikat menyerupai pemuda yang sasa dan tampan sebagai ujian buat kaum Lut. Para malaikat tiba pada waktu tengahari dan bertemu dengan dua puteri Nabi Luth yang sedang mengambil air.
Para malaikat tersebut berkata kepadanya: “Wahai anak perempuan, apakah ada tempat untuk singgah?” Dia menjawab: “Ya, ada tempat bagi kamu. Namun, janganlah kamu masuk sebelum aku datang lagi kepada kamu.” Dia merasa kasihan jika kaumnya memperlakukan mereka dengan tidak wajar. Lalu dia menemui ayahnya dan berkata: “Wahai ayah! Ada beberapa pemuda yang ingin bertemu denganmu di pintu masuk kota. Aku belum pernah melihat wajah yang lebih tampan dari wajah mereka. Jangan engkau biarkan kaummu mengganggu mereka dan mempermalukan mereka.” Pada waktu itu, kaum Luth telah melarangnya untuk menerima tetamu. Mereka berkata: “Biarkan kami menerima tetamu lelaki.” Luth membawa mereka – para malaikat tersebut – tanpa diketahui oleh seorang pun kecuali isterinya. Lalu isteri Luth keluar menemui kaumnya dan berkata: “Di rumah Luth ada beberapa lelaki yang sangat tampan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.” Lantas kaumnya beramai-ramai datang ke rumah Nabi Luth. (Lihat Qasas al-Anbiya’, hlm. 275)
Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji Lūṭ berkata, “Hai kaumku, inilah putri-putri (negeri)ku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?”
Mereka menjawab, “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki”
Lūṭ berkata, “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)”
(Surah Hud : 78-80)
Azab Kepada Kaum Nabi Luth
Nabi Luth AS keluar dari kampungnya bersama keluarganya iaitu kedua anak perempuannya, dan tidak ada seorang pun yang mengikutinya.
Si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri.
Ketika matahari menyingsing maka azab pun menimpa kaumnya.
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّن سِجِّيلٍ مَّنضُودٍ ﴿٨٢﴾ مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ ۖ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
Maksudnya: Maka apabila datang (masa perlaksanaan) perintah Kami, Kami jadikan negeri kaum Lut itu diterbalikkan (tertimbus segala yang ada di muka buminya) dan kami menghujaninya dengan batu-batu dari tanah yang dibakar, menimpanya bertalu-talu. Batu-batu itu ditandakan di sisi Tuhanmu (untuk membinasakan mereka), dan Ia pula tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim itu.
Surah Hud (82-83)
Wallahua’lam
sumber – muftiwp