Nabi Hud a.s adalah rasul ke-4 di kalangan 25 rasul yang wajib diingati. Nabi Hud merupakan bangsa Arab dan diutuskan untuk kaum Aad.
Aad adalah nama suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama Al-Ahqaf terletak di utara Hadramaut antara Yaman dan Oman dan termasuk suku yang tertua sesudah kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa.
Mereka dikurniai oleh Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam untuk bahan makanan mereka. dan memperindah tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun bunga yang indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu hidup mereka menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar diantara suku-suku yang hidup di sekelilingnya.
Namun demikian sama seperti kaum Nabi Nuh, walaupun dikurniakan pelbagai nikmat mereka lupa terhadap Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama Shamud dan Alhattar, disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaan mereka dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah.
Biodata Nabi Hud
Namanya ialah Hud bin Saleh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh. Salasilah Nabi Hud bersambung sehingga Nabi Nuh.
Kaum Pertama Yang Menyembah Berhala Pascabanjir Besar
Kaum Ad adalah orang-orang yang pertama kali menyembah berhala setelah banjir besar. Berhala mereka ada tiga; Sadd, Samud, dan Hera.
Kisah Kaum Ad Dalam Al-Quran
Seperti biasa, ketika ada kaum yang jauh tersesat dari ajaran Tauhid, iaitu menyembah tuhan yang satu, Allah akan mengutuskan seorang Rasul untuk berdakwah kepada mereka. Maka, Nabi Hud diutus untuk kaum Aad supaya membawa mereka ke arah jalan kebenaran.
Dan (dia berkata), “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhan-mu, lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”.
Usaha nabi Hud yang tidak mengenal penat lelah, membuatkan kaumnya mendakwa Nabi Hud terkena penyakit gila,
Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu”. Hūd menjawab, “Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,
Nabi Hud tetap bersabar atas cemuhan dan fitnah yang diberikan, sehinggalah sampai suatu tahap kaum Aad mencabar agar diturunkan ancaman atau bala jika Nabi Hud merupakan pihak yang benar.
Mereka berkata, “Apakah kamu datang kepada kami agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.
Allah memberi balasan kepada kaum Aad
Melihat betapa keras kepalanya kaum Aad, maka Allah menunjukkan kekuasaan-Nya kepada mereka yang sombong itu, supaya menjadi pengajaran buat kaum-kaum setelahnya.
Allah swt mendatangkan gumpalan awan hitam yang pekat. Pada mulanya Kaum Aad bergembira kerana menyangkakan awan hitam itu membawa hujan untuk tanaman mereka.
Nabi Hud yang mengetahui tentang awan hitam itu, telah memberi peringatan agar mereka mencari tempat yang selamat, namun mereka mengendahkan seruan Nabi Hud.
Hingga akhirnya Allah Ta’ala sebagai Yang Maha Kuasa benar-benar menjatuhkan azab kepada kaum ‘Ad dengan datangnya angin taufan kencang secara dahsyat. Angin aufan ttersebut langsung merobohkan dan menyapu apa saja yang ada seperti rumah, bangunan, berhala, ladang, hewan ternak, dan berbagai harta benda lainnya milik kaum ‘Ad.
Kisah tentang angin taufan yang menimpa kaum ‘Ad diceritakan dalam surat Al-Haqqah ayat 6-8.
Adapun kaum ʻĀd maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ʻĀd pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka? (Q.S. Al-Haqqah ayat 6-8).
Ketika terjadi bencana ribut taufan dahsyat yang menimpa kaum ‘Ad, apakah yang terjadi kepada Nabi Hud ‘alaihissalam dan para pengikutnya? Tentu saja mereka diselamatkan oleh Allah Ta’ala.
Nabi Hud ‘alaihissalam dan para pengikutnya tetap berdiam di rumah tanpa merasakan sedikitpun bahaya dari angin taufan tersebut. Setelah kejadian yang menimpa kaum ‘Ad, akhirnya Nabi Hud ‘alaihissalam dan para pengikutnya berpindah ke daerah Hadramaut untuk menetap di sana hingga beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
Wallahua’lam
Berapa ketinggian kaum Aad?
Wallahua’lam