Abu Hurairah RA, sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang memiliki nama asli Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dawsi, merupakan tokoh penting dalam sejarah Islam. Ia dikenal luas sebagai perawi hadits terbanyak, meriwayatkan lebih dari 5.000 hadits yang menjadi sumber hukum, akhlak, dan ibadah dalam Islam.
Masuk Islam pada tahun ke-7 Hijriah, Abu Hurairah mengabdikan sisa hidupnya untuk menuntut ilmu langsung dari Rasulullah ﷺ. Ia hidup sederhana sebagai bagian dari Ahlus Suffah di Masjid Nabawi, dan karena kedekatan serta ketekunannya, ia menjadi salah satu sosok paling terpercaya dalam periwayatan hadits.
Berkat doa khusus dari Nabi ﷺ, Abu Hurairah memiliki daya ingat yang luar biasa, hingga tak satu hadits pun terlupakan olehnya. Warisan ilmunya tetap hidup dalam ribuan hadits yang tercatat dalam kitab-kitab sahih hingga hari ini.
Biodata Lengkap Abu Hurairah (RA)
- Nama asli: Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dawsi al-Yamani
- Julukan: Abu Hurairah (أبو هريرة) – artinya “Bapak Kucing Kecil”
- Suku: Bani Daws (dari Yaman)
- Tempat lahir: Yaman
- Tahun lahir: Sekitar tahun 603 M
Asal Usul Gelaran “Abu Hurairah”
Beliau sering bermain dengan anak kucing sejak kecil, dan ketika bersama Rasulullah SAW pun beliau sentiasa membawa kucing kecil. Rasulullah SAW memanggilnya Abu Hurairah, yang menjadi kunyah terkenal hingga kini.
Hubungan Dengan Rasulullah SAW
Walaupun memeluk Islam agak lewat berbanding sahabat Muhajirin dan Ansar lain, Abu Hurairah memanfaatkan waktu yang singkat dengan sepenuhnya. Beliau berkhidmat sepenuh masa di sisi Nabi, mendengar, menghafal dan meriwayatkan hadis.
Suatu ketika, Abu Hurairah mengadu kepada Rasulullah tentang kesukarannya menghafal. Rasulullah SAW mendoakan beliau agar dikurniakan ingatan yang kuat. Doa ini menjadi asbab Abu Hurairah diiktiraf sebagai Perawi Hadis Terbanyak.
Abu Hurairah dikenali kerana kuat hafalan dan sentiasa dekat dengan Nabi SAW, bahkan tidur di masjid (Ahli Suffah) untuk mempelajari hadis sebanyak mungkin.
Masa Muda & Masuk Islam
- Masuk Islam pada tahun 7 H (628–629 M) di masa Perang Khaibar.
- Berpindah ke Madinah dan menjadi bagian dari Ahlus Suffah – sahabat yang tinggal di serambi Masjid Nabawi dan mengabdikan diri untuk ilmu dan ibadah.
- Sangat dekat dengan Rasulullah ﷺ; selalu menyertai beliau selama ± 4 tahun terakhir masa kenabian.
📖 Keistimewaan
- Dikenal sebagai perawi hadits terbanyak dari Nabi ﷺ.
- Menerima lebih dari 5.300 hadits, banyak di antaranya tercatat dalam kitab hadits sahih (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dll).
- Didoakan oleh Rasulullah ﷺ agar diberi daya ingat kuat, dan beliau tidak pernah lupa hadits setelah itu.
- Juga dikenal sebagai pengajar dan pendakwah setelah wafatnya Nabi ﷺ.
Sumbangan dalam Ilmu Hadits
- Jumlah Hadits:
- 5,374 hadits (menurut Ibnu Hajar)
- 1/4 isi Shahih Bukhari berasal darinya
- Metode Menghafal:
- Puasa sunnah untuk meningkatkan daya ingat
- Verifikasi langsung ke Nabi ﷺ
- Murid Terkenal:
- Ibnu Abbas, Anas bin Malik
- Hasan al-Bashri, Ibnu Sirin (generasi tabi’in)
Kedudukan Pada Zaman Khalifah
Selepas kewafatan Nabi SAW, Abu Hurairah terus mengajar ilmu hadis di Madinah dan Syam. Beliau pernah menjadi Gabenor Bahrain pada zaman Khalifah Umar Al-Khattab, tetapi tetap hidup zuhud dan tidak terikat pada harta dunia.
Kematian
- Wafat: 59 H/679 M di Madinah (usia 78 tahun)
- Prosesi Pemakaman:
- Disalatkan oleh Walid bin Utbah (gubernur Madinah)
- Dimakamkan di Baqi’
- Warisan:
- 40.000+ periwayatan hadits melalui murid-muridnya
- Dasar ilmu musthalah hadits
Rujukan
- Tahdzib al-Kamal (Al-Mizzi)
- Siyar A’lam an-Nubala (Adz-Dzahabi)
- Al-Isabah (Ibnu Hajar)
“Semoga Allah merahmatinya, sang penjaga sunnah Nabi ﷺ”