Abu Bakar As-Siddiq r.a. ialah manusia paling mulia selepas para Nabi. Beliau sahabat paling dekat dengan Rasulullah SAW, penolong utama dalam dakwah Islam dan orang pertama dilantik menjadi Khalifah Ar-Rasyidin selepas kewafatan Nabi. Keberanian, kelembutan dan ketegasannya menjadi teladan sepanjang zaman.
Latar Belakang & Keturunan
- Nama penuh: Abdullah bin Abu Quhafah bin Amir bin Ka‘ab bin Sa‘ad bin Taym bin Murrah Al-Qurashi At-Taimi
- Kunyah: Abu Bakar
- Gelaran: As-Siddiq (Yang Membenarkan)
- Kaum: Quraisy, Bani Taym
- Tempat lahir: Mekah Al-Mukarramah
- Tahun lahir: ± 573 Masihi
Beliau berasal daripada keluarga terhormat, dikenali dengan kejujuran dan kelembutan sejak zaman jahiliah lagi.
Jika diperhatikan garis keturunan Abu Bakar al- Shiddiq maka bertemu dengan garis keturunan Rasulullah SAW pada Murrah bin Ka’ab dan terus hingga ke atas.
Sebelum masuk Islam, Abu Bakar al-Shiddiq bernama Abdul Ka`bah. Ketika ia masuk Islam Rasulullah SAW mengganti namanya dengan Abdullah. Kemudian nama ini lebih dikenal dalam berbagai periwayatan oleh ulama Ahlu Sunnah sebagai nama Abu Bakar al-Shiddiq.
Kelahiran
Abu Bakar al-Shiddiq dilahirkan di Makkah pada tahun 573 M atau lebih kurang 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan setelah tahun Gajah. Dari sini dapat dipahami bahwa Abu Bakar al-Shiddiq lebih muda dari Rasulullah SAW karena beliau lahir pada tahun gajah atau tepatnya pada tahun 571 M.
Ibu Abu Bakar al-Shiddiq bernama Salma binti Sakhar bin Amir bin Ka’ab bin Sa`ad bin Tayim bin Murrah. Ia digelari dengan Ummu al-Khair. Sedangkan bapaknya adalah Utsman bin Amir yang masuk Islam pada peristiwa Fathu Makkah (Penaklukan kota Mekah).
Keislaman Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar ialah lelaki dewasa pertama yang memeluk Islam. Sejak saat itu, beliau setia mendampingi Rasulullah SAW dalam susah dan senang. Beliau berdakwah secara terbuka, memerdekakan hamba seperti Bilal bin Rabah dan berkorban harta untuk perjuangan Islam.
Beliau digelar As-Siddiq kerana sentiasa membenarkan Rasulullah SAW, termasuk peristiwa Isra’ Mikraj yang ramai orang meragukannya.
Panggilan dan Gelaran
Melekatnya panggilan Abu Bakar al-Shiddiq serta beberapa gelar yang lain memiliki sebab tertentu. Bahkan kemudian, gelar-gelar ini lebih populer dari nama aslinya. Sehingga nama Abu Bakar al-Shiddiq banyak ditemukan dalam berbagai periwayatan.
Ali al-Tanthawy menyebutkan bahwa panggilan Abu Bakar oleh bangsa Arab berasal dari kata al-bakru yang berarti unta yang masih muda. Sedangkan bentuk plural dari kata ini adalah bikarah. Jika seseorang dipangil dengan bakran, maka hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut merupakan sosok pemimpin kabilah yang sangat terpandang kedudukannya dan juga sangat terhormat.
Dari sini dapat dipahami bahwa digelarinya ia dengan Abu Bakar karena kedudukannya yang terhormat di tengah bangsa Quraisy, baik terhormat dari segi nasab ataupun garis keturunan begitu juga dari segi strata sosial karena ia merupakan seorang saudagar yang kaya raya.
Kemudian, Abu Bakar digelari dengan beberapa gelar, yaitu Atiq dan al-Shiddiq. Gelar Atiq yang disandang oleh Abu bakar al-Shiddiq memiliki beberapa pendapat dikalangan ulama.
Sebagian mereka mengatakan bahwa disandangkannya gelar tersebut karena wajahnya yang atiq (cerah dan bersih). Ada pendapat yang mengatakan bahwa ia digelari dengan Atiq karena garis keturunannya yang bersih dan tidak ada cacatnya.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa ibunya tidak memiliki seorangpun anak laki-laki. Ketika Abu Bakar al-Shiddiq dilahirkan, ibunya menghadap ke Ka`bah dan berkata, “Ya Allah sesunggunya ini adalah atiq (pembebasan) dari kematian, maka anugrahkanlah ia padaku”. Setelah Abu Bakar al-Shiddiq besar, ia kemudian digelari dengan Atiq.4
Namun ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa ia digelari dengan Atiq oleh Rasulullah SAW. sebab dalam sebuah riwayat disebutkan:

Adapun digelari dengan al-Shiddiq ulama juga berbeda pendapat. Sebagian mereka mengatakan bahwa sebelum masuk Islam, Abu Bakar telah dikenal dengan sifatnya yang jujur dan dapat dipercaya. Bahkan orang-orang Quraisy tidak meragukan lagi tentang apa yang disampaikan oleh Abu Bakar. Oleh sebab itu ia digelari dengan al-Shiddiq.
Pendapat lain mengatakan bahwa ia digelari dengan al-Shiddiq karena sikapnya yang dengan segera membenarkan peristiwa Isra dan Mi
raj Rasulullah SAW. Perjalanan yang dilakkukan dalam satu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan naik ke Shidratu al-Muntaha serta kembali lagi ke bumi dalam rangka menjemput perintah shalat dianggap sebagai bualan belaka oleh
orang-orang Quraisy ketika itu. Sebab hal yang demikian dianggap sebuah perjalanan yang mustahil.
Namun dengan tegas Abu Bakar berkata, Sungguh aku membenarkan sesuatau yang lebih dari itu (peristiwa Isra dan Mi raj) dan dari segala khabar yang datang dari langit.
Peranan Sebagai Khalifah Pertama
Setelah kewafatan Rasulullah SAW, umat Islam terguncang. Abu Bakar tampil menenangkan kaum Muslimin dengan kata-kata masyhur:
“Barang siapa menyembah Muhammad, maka Muhammad telah wafat. Barang siapa menyembah Allah, maka Allah hidup dan tidak pernah mati.”
Beliau kemudian dibai‘ah menjadi Khalifah pertama. Sepanjang pemerintahannya:
✅ Menyatukan umat Islam yang berpecah selepas wafatnya Nabi.
✅ Memerangi golongan murtad dan nabi palsu (Perang Ridda).
✅ Menghantar tentera Usamah bin Zaid ke Rom Timur, seperti wasiat Nabi.
✅ Memulakan usaha pengumpulan Al-Quran dalam satu mushaf.
Wafat
Abu Bakar al-Shiddiq wafat pada Jumadil Akhir tahun 13 (tiga belas)
Hijriyah. Sebelum ia meninggal, Abu Bakar al-Shiddiq menderita sakit lebih
kurang 15 (lima belas) hari. Pada rentang waktu tersebut ia hanya terbaring di
tempat tidur dan tidak bisa melakukan shalat berjamaah bersama sahabat lainnya.
Agar shalat jamaah di masjid bisa terus berlanjut, Abu Bakar digantikan oleh
Umar bin Khattab.
Abu Bakar meninggal pada usianya yang ke-63 (enam puluh tiga) tahun.
Jenazah Abu Bakar al-Shiddiq dimandikan oleh isterinya yaitu Asma` binti
Amisy, sesuai dengan wasiatnya sebelum ia meninggal
Abu Bakar al-Shiddiq memerintah lebih kurang 2 (dua) tahun. Berbagai
keberhasilan telah ia torehkan dengan tinta emas sejarah. Dan hal ini tidak akan
bisa dilupakan oleh umat Islam hingga ke akhir zaman.
Wallahua’lam
Sumber – Kisah Abu Bakar pdf
[…] Biografi Abu Bakar as-Siddiq […]
[…] Abu Bakr al-Siddiq, sahabat yang paling rapat. […]
[…] dengan harta. Ada juga sahabat-sahabat nabi yang terkenal dengan kezuhudan mereka contohnya Abu Bakar, Abu Dzar al-Ghifari dan Abdurrahman […]
[…] dan kaum muslimin telah bersiap sedia untuk berperang. Kemudian bendera Muhajirin diserahkan kepada Abu Bakar dan bendera Ansar diserahkan kepada Sa’d bin […]
[…] Dipengaruhi Abu Bakar ash-Shiddiq […]
[…] kewafatan Nabi SAW, Talhah terus aktif menyokong pemerintahan Abu Bakar dan Umar. Beliau menjadi penasihat penting dalam hal pentadbiran dan pengurusan […]